Monday, July 20, 2009

KUDUS PROJECT

Kudus adalah sebuah lingkungan kehidupan dimana di dalamnya bersemayam citra religius sesuai dengan pendapat Dr. R. Ng. Poerbatjaraka yang menyebutkan, di seluruh pulau Jawa, hanya ada satu tempat saja yang diberi nama dengan bahasa Arab, yaitu Kudus yang berarti Suci. Itulah keistimewaan kota Kudus yang masyarakatnya pada umumnya memiliki keyakinan terhadap agama islam yang kuat sekali (Ensiklopedi Islam, 1997/1998).


Secara geografis terletak di sebelah selatan kaki gunung Muria, yang memiliki karakter sendiri karena merupakan daerah pegunungan di pesisir utara pulau Jawa. Kudus kota sendiri dibelah oleh sungai Gelis yang mengalir ke selatan hingga membagi kota Kudus menjadi, Kudus Kulon yang terletak di sebelah barat dengan Kudus Wetan yang terletak di sebelah timur. Peninggalan sejarah yakni Menara Kudus yang berdampingan dengan Al-Masjid Al-Aqsha terletak di sebelah barat.

Kudus sendiri adalah kota yang bersejarah panjang yang tidak bisa dipisahkan dengan pendirinya yaitu Raden Ja’far Shadiq atau lebih dikenal sebagai Sunan Kudus yang adalah salah satu penyebar agama Islam di pesisir Jawa. Beberapa ritus atau kebiasaan yang berhubungan dengan Sunan ada didalamnya,misalnya pantangan untuk menyembelih sapi (sikap toleransi kepada penganut Hindu yang mensucikan sapi) dan upacara Haul Sunan Kudus semacam ritus upacara penggantian kain penutup makam Sunan. Dengan latar belakang demikian di seluruh pelosok Kudus terdapat banyak Pondok Pesantren. Hal ini membentuk citra yang berkarakter santri muslim kuat.

Selain itu Kudus dipersepsikan sebagai sebuah kota di Jawa Tengah yang memiliki ciri sosial ekonomi yang khas. Rokok, jenang, soto, bordir dan beberapa produk lain akan dengan mudah membawa imajinasi seorang tentang Kudus. Ada pandangan gusjigang, orang yang memenuhi kriteria bagus (bagus perilakunya), pinter ngaji (menguasai keilmuan) dan pinter dagang( terampil berdagang). Tiga hal itu menjadi semacam ciri yang melekat dalam diri Wong Kudus ( Kudus Kota Kretek, Maesah Anggni). Inikah kunci etos kerja warga Kudus yang tersohor itu? Sehingga membentuk ciri masyarakat santri muslim dengan tradisi ekonomi industri hingga kemudian konglomerat pertama Indonesia Nitisemito ada dan lahir di Kudus. Adanya kaum saudagar kemudian memicu lahirnya bentuk-bentuk arsitektur yang khas. Arsitektur bukan sekedar rumah tetapi juga sebuah kawasan berikut tata letaknya yang sekarang masih kita lihat dan ternyata bersama bentuk-bentuk budaya lain yang secara nyata tengah mengalami perubahan.

Namun demikian benarkah citra itu mewakili seluruh aspek peri kehidupan masyarakat Kudus sebenarnya pada tingkat terdalam? Memang benar tidak ada yang murni tentang kebudayaan dan adat istiadat sehingga masa lalu tidak mudah tenggelam bahkan mungkin bertransformasi. Project ini bermaksud untuk mengangkat atau menggali dalam berbagai segi segala hal yang membentuk citra tentang Kudus. Sehingga diharapkan di dapat gambaran utuh yang pada gilirannya membantu pemahaman kita tentang apa yang telah dan tengah terjadi dalam dinamika kebudayaan Kudus.

Indarto Agung Sukmono
Dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment