Kudus adalah sebuah lingkungan kehidupan dimana di dalamnya bersemayam citra religius sesuai dengan pendapat Dr. R. Ng. Poerbatjaraka yang menyebutkan, di seluruh pulau Jawa, hanya ada satu tempat saja yang diberi nama dengan bahasa Arab, yaitu Kudus yang berarti Suci. Itulah keistimewaan kota Kudus yang masyarakatnya pada umumnya memiliki keyakinan terhadap agama islam yang kuat sekali (Ensiklopedi Islam, 1997/1998).
Monday, July 20, 2009
KULAH KAMAR MANDI TRADISIONAL
Kulah #Kudus
Ballpoint on paper
A4
2009
Saturday, July 11, 2009
PEMBONGKARAN RUMAH KUDUS
Menjadi Tua #Kudus
Ballpoint on paper
21 X 29.8 X 2 panel
2009
Rumah tradisional kudus merupakan bagian dari arsitektur tradisional Jawa yang mempunyai karakter lokal khas Jawa pesisiran. kearifan lokal itu tengah mengalami tantangan berat seiring dengan arus perubahan gaya hidup yang cenderung makin global.
PENGHORMATAN 2
Ballpoint on Paper
A4
2009
Adalah tempat yang dianggap keramat oleh warga desa Pasuruan karena disini dimakamkan tokoh awal pendiri desa, sang pionir mbah Mangu. Awal tahun 90 an tempat ini masih terpencil dan berada di tengah sawah ladang. Sekarang malah berada di pinggir jalan lingkar selatan Kudus, di belakangnya dibangun masjid dan sekitarnya bertumbuhan pabrik pabrik. Situs ini menjadi saksi sebuah pertumbuhan kota yang oleh para tetua desa dahulu kala barangkali tak terbayangkan sama sekali.
REGOL KUDUS (Panel 1)
REGOL #Kudus
Ballpoint on Paper
19 X 27CM X 2PANEL
2009
Regol pada rumah Kudus berupa pagar masif dan tinggi sehingga tampilan rumah menjadi hampir tidak kelihatan kecuali puncak atapnya. Regol ini beratap dan berdaun pintu yang senantiasa dalam keadaan tertutup, sesuatu yang membedakan dengan regol Jawa pedalaman yang bahkan tidak berdaun pintu.
SITUS MASJID BUBRAH (Panel 1)
SITUS #Kudus
Ballpoint on Paper
19 X 27 CM 2 PANEL
2009
Masjid Bubar atau Bubrah yang terdapat di gang Tepasan desa Demangan, desa yang bersebelahan di sisi selatan Menara Kudus. Bentuk lubang ventilasi Memperlihatkan ciri ornamen Meander/ swastika dengan imbuhan motif bunga, sedang pada dinding diukir dengan motif anyaman ranting dengan posisi vertikal. Selain materi bangunan dari bata merah, bentuk fasad bangunan ini mengingatkan pada Menara Kudus. Konon menurut cerita, masjid ini hendak dibangun seperti masjid Menara kudus tetapi tatkala sedang dibangun ada orang yang sempat melihat roh jahat (kamanungsang), sehingga akhirnya pembangunan masjid tersebut dibatalkan. Situs ini termasuk Benda Cagar Budaya dari 68 yang tak bergerak yang telah mendapat surat keputusan dari Balai Pelestari Purbakala, dengan SK No 988/02.SP/BP3/P.IX/2006 (SM, 3/2/07).
Subscribe to:
Posts (Atom)